Powered By Blogger

Selasa, 11 Januari 2011

KEPEMIMPINAN

UAS INTERPERSONAL SKILL
*Pemimpin Ideal ( Super Leadership)
Pada dasarnya seorang  super leader di nilai mampu membuat pencapaian besar apabila pemimpin di bawahnya terdiri dari pengikut yang memiliki kemampuan dan kemauan.ini berarti bahwa pemimpin di bawahnya tidak sekedar menjadi pengikut yang baik tetapi juga harus mampu bekerja sama demi mencapai tujuan yang di inginkan oleh superleader, dan superleader ini pada dasarnya harus memiliki kemampuan untuk 
  • Mendelegasikan 
  • Memotivasi 
  • dan Mendidik Para pengikutnya
 


Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain dan membentuk lingkungan yang mendukung usaha mempengaruhi itu. Para pemimpin biasanya menggunakan kekuasaan dan bujukan untuk memotivasi para pengikutnya. Budaya kita masih sering menganggap seorang pemimpin sebagai power distance yang memberikan jarak atau tidak boleh terlalu dekat terhadap orang yang dipimpinnya.
Arti dari kepemimpinan itu sendiri ,Kepemimpinan yaitu suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan Anda menuju sukses.


* Sifat-sifat seorang pemimpin yang ideal, sebagai berikut:
  •  Mempunyai pengetahuan umum yang luas.
  •   Berkemampuan untuk tumbuh dan berkembang.
  •     Bersifat inkuisitif.
  •    Berkemampuan analitik.
  •   Mempunyai daya ingat yang kuat.
  •    Berkapasitas integratif.
  •   Berketrampilan komunikatif yang efektif.
  •    Mempunyai ketrampilan mendidik.
  •    Mempunyai rasionalitas.
  •     Memiliki objektifitas.
  •     Mempunyai pragmatisme.
  •  Berkemampuan menentukan skala prioritas.
  • Berkemampuan membedakan yang urgen dan yang penting.
  •  Memiliki rasa tepat waktu.
  •  Mempunyai rasa kohesi yang tinggi.
  •    Memiliki naluri relevansi.
  •     Berketeladanan.
  •   Bersedia menjadi pendengar yang baik.
  •   Memiliki adaptabilitas.
  •    Memiliki fleksibilitas.
  •     Memiliki ketegasan.
  •    Memiliki keberanian.
  •   Berorientasi masa depan.
  • Bersikap antisipatif.

  • Dapat menyelesaikan masalah dengan cepat yang menjadi tanggungjawabnya 
  • mendisiplinkan diri untuk mencari solusi setiap masalah dan bersikap action oriented.
  • Tegas dan bijak sana
  • Adil dan benar
  • Memiliki rasa percaya diri 
  • Dapat menyelesaikan masalah dengan kepala dingin
  • Berani bertanggung jawab
Yang tidak di sarankan jika menjadi seorang pemimpin :
  1. Menyalahkan pihak lain atau mencari kambing hitam atas terjadinya masalah
  2. Tidak bertanggung jawab atas segala hal yang menjadi kewajibannya
  3. Menutup-nutupi permasalahan
  4. Menjanjikan sesuatu yang belum ada kejelasannya
* Tipe-tipe kepemimpinan :

Tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.

Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian :
1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan

*Kecerdasan emosi 
Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada anak-anak. Orang-orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri, menderita kekurangmampuan pengendalian moral.
Goleman (1997), mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut Goleman (1997) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
Sementara Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya, kecerdasaan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasaan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain. Menurut Harmoko (2005) Kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila seorang indiovidu mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup lebih bahagia dan sukses karena percaya diri serta mampu menguasai emosi atau mempunyai kesehatan mental yang baik.
Sedangkan menurut Dio (2003), dalam konteks pekerjaan, pengertian kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengetahui yang orang lain rasakan, termasuk cara tepat untuk menangani masalah. Orang lain yang dimaksudkan disini bisa meliputi atasan, rekan sejawat, bawahan atau juga pelanggan. Realitas menunjukkan seringkali individu tidak mampu menangani masalah–masalah emosional di tempat kerja secara memuaskan. Bukan saja tidak mampu memahami perasaan diri sendiri, melainkan juga perasaan orang lain yang berinteraksi dengan kita. Akibatnya sering terjadi kesalahpahaman dan konflik antar pribadi.
Berbeda dengan pemahaman negatif masyarakat tentang emosi yang lebih mengarah pada emosionalitas sebaiknya pengertian emosi dalam lingkup kecerdasan emosi lebih mengarah pada kemampuan yang bersifat positif. Didukung pendapat yang dikemukakan oleh Cooper (1999) bahwa kecerdasan emosi memungkinkan individu untuk dapat merasakan dan memahami dengan benar, selanjutnya mampu menggunakan daya dan kepekaan emosinya sebagai energi informasi dan pengaruh yang manusiawi. Sebaliknya bila individu tida memiliki kematangan emosi maka akan sulit mengelola emosinya secara baik dalam bekerja. Disamping itu individu akan menjadi pekerja yang tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan, tidak mampu bersikap terbuka dalam menerima perbedaan pendapat , kurang gigih dan sulit berkembang.
Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. 3 (tiga) unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain).
Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotation (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya.Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan Mental yang membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut.Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi juga memahami apa artinya. Dapat melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu kita rasakan juga.Tidak ada standar test EQ yang resmi dan baku. Namun kecerdasan Emosi dapat ditingkatkan, baik terukur maupun tidak. Tetapi dampaknya dapat dirasakan baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Banyak ahli berpendapat kecerdasan emosi yang tinggi akan sangat berpengaruh pada peningkatan kualitas hidup.
Setidaknya ada 5 unsur yang membangun kecerdasan emosi, yaitu:
1.Memahami emosi-emosi sendiri
2.Mampumengelolaemosi-emosisendiri
3.Memotivasidirisendiri
4.Memahamiemosi-emosioranglain
5. Mampu membina hubungan sosial 


Sejauh mana kecerdasan emosi anda,Untuk mengetahuinya, kelima unsur diatas dapat dijadikan barometer untuk mengukur apakah anda termasuk orang yang cerdas secara emosi. 

* Pentingmya kecerdasan emosi
seorang bekerja dgn melibatkan emosi itu sebuah realita yg mendasar terutama seorang pemimpin. Emosi seorang pemimpin itu menular ke seluruh organisasi. Sebenarnya sederhana saja, di dlm setiap kelompok orang, pemimpin mempunyai daya maksimal utk "mempermainkan" emosi setiap orang. Jika emosi orang-orang didorong ke arah antusiasme, kinerja akan meningkat; sebaliknya jika orang-orang didorong ke arah kebencian dan kecemasan, maka kinerja akan merosot. Dia tdk tahu bhw pemahaman yg baik akan peran kuat emosi (positif) di suatu tempat dpt menghasilkan sesuatu yg tdk hanya hal nyata sprti bertahannya orang2 berbakat/produktif di organisasi tsb, ttp jg hal yg tdk nyata namun sm pentingnya, sprti moral, motivasi, dan komitmen yg lebih tinggi. Saya tahu mengutarakan keluhan bisa menjernihkan suasana, tetapi jika orang menyampaikan keluhannya dg amarah yg dahsyat, apakah itu efektif utk mencapai maksud/tujuan dr keluhan tersebut. Amarah sprti itu hanya menciptakan flooding (meningkatnya denyut jantung dan perasaan tertekan) bg orang yg mendengarnya. Orang yg mengalami flooding tdk bs merespons dgn jernih;pikirannya kacau-balau; shg respons primitif yg paling siap yaitu mengakhiri interaksi dgn secepat mungkin, salah satu cara dg "mematikan pendengaran" atau "membangun tembok" trhdp org lain shg menciptakan jarak emosi dan fisik di antara mereka. Kepemimpinan yg disonansi kurang harmonis ini melemahkan semangat orang, melelahkan mereka (para anggota), atau membuat mrk tdk betah. Dia tdk harus terlalu "bermanis-manis" pd anggota, ttp setidaknya dpt mencoba utk menekankan realita tuntutan kerja Visi dan Misi tanpa harus membuat orang jengkel dan takut.
Ada 4 inti kecerdasan emosi yaitu 
  • Kesadaran diri, 
  • Pengelolaan diri, 
  • Kesadaran sosial, 
  • Dan pengelolaan Relasi
4 inti ini saling terkait dan Kesadaran diri adalah landasan dr ketiga inti lainnya. Misalnya, seseorang tdk dapat mengelola emosinya dgn baik jika ia sedikit atau tdk memilki kesadaran akan emosinya (mengenali perasaan diri sndri). Dan jika emosinya tdk terkendali, kemampuannya utk menangani relasi akan memburuk. Singkatnya, kesadaran diri akan memungkinkan empati dan pengelolaan diri, dan gabungan dr kedua hal ini akan memungkinkan pengelolaan relasi yg efektif. Itulah sebabnya knp kecerdasan emosi sangat penting tidak hanya dlm hubungan antar pribadi tetapi jg dlm kepemimpinan yg resonance

*Manfaat EQ bagi pemimpin
Apa manfaat / bagaimana peran dari kecerdasan EQ BAGI PEMIMPIN
-80% kesuksesan dipengaruhi oleh EQ dan hanya 20% oleh IQ
-IQ membuat seseorang diterima bekerja, tapi EQ-lah yang membuat seseorang dipromosikan
-Dalam bidang apapun kecerdasan emosional membuat Anda cenderung lebih disukai
-Rata-rata orang yang cerdas emosinya, lebih berbahagia
-Kajian terbaru Daniel Goleman : Otak kita tercipta untuk Kehidupan Sosial yang Kaya, tapi banyak yang tidak tahu cara Memanfaatkannya
Emosi adalah hal begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada Anda.
Membahas soal emosi maka sangat eratan kaitannya dengan kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres.
Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.

 *Apa hasil dari suatu pengembangan EQ
-Lebih peka dan lebih sensitive dengan kebutuhan emosional orang lain
-Mengendalikan mood maupun emosi Anda secara cepat dan tepat
-Mulai menggunakan emosi Anda sebagai tenaga yang konstruktif, bukan destruktif
-Mampu mengekspresikan kemarahan Anda secara positif dan membangun
-Memahami, memodifikasi bahkan memanipulasi secara positif interaksi yang lebih memberikan nilai tambah bagi Anda dan orang lain
-Lebih membangun harga diri yang positif  
7 Kiat meningkatkan kecerdasan Emosi ( EQ) di kantor :
* Mengenali emosi diri
Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. 
Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian.
* Melepaskan emosi negatif
Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.
* Mengelola emosi diri sendiri
Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan.
Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda.
Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya. 
* Memotivasi diri sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional–menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati–adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang.
Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
* Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.
* Mengelola emosi orang lain
Jika ketrampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia.
Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. 

Pemimpin harus memilik kemampuan mempengaruhi orang lain di antaranya organisasi untuk mengelola emosi orang lain.
* Memotivasi orang lain
Ketrampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal.
Jadi, sesungguhnya ketujuh ketrampilan ini merupakan langkah-langkah yang berurutan. Anda tidak dapat memotivasi diri sendiri kalau Anda tidak dapat mengenali dan mengelola emosi diri sendiri. Setelah Anda memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, barulah kita dapat memotivasi orang lain.
*Ciri pemimpin yang memiliki kecerdasan emosi :
 Seorang pemimpin yang efektif menggunakan pengaruh hubungan personil dalam mempengaruhi orang lain. Hubungan personil dibangun menggunakan ketrampilan kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi tidak hanya membedakan pemimpin yang menonjol dengan yang tidak, tetapi juga berkaitan dengan kinerja yang baik
yang menyoroti perbedaan kecerdasan emosi dari pemimpin dapat membuat faktor keberhasilan karir dan organisasi dalam hal:
  • Pemimpin juga harus mampu mengendalikan ego
  • Tanggung jawab dan dapat diandalkan
  •  Pengambilan keputusan
  •   Berkepemimpinan
  •   Komunikasi secara jujur dan terbuka
  •   Hubungan yang saling mempercayai dan kerjasama tim.

Manfaat :
Seorang pemimpin atau leadership yang menggunakan pendekatan kecerdasan emosi (EQ) akan menghasilkan kinerja jauh lebih baik dari pada pemimpin yang hanya menggunakan pendekatan IQ. Dapat di bedakan, pemimpin yang menggunakan kecerdasan emosi, pemikirannya dimulai dari melihat karyawan sebagai aset dan bagian yang penting untuk masa depan perusahaan. Apabila karyawan bebas dari masalah, selalu termotivasi, diperhatikan kebutuhan dasarnya maka mereka dengan sendirinya akan maksimal dalam bekerja.

*Teknik Presentasi adalah salah satu elemen dalam Desain Komunikasi Visual 

Teknik Presentasi adalah salah satu elemen dalam Desain Komunikasi Visual khususnya di bidang multimedia. Pada awalnyab ketika jurusan Desain Komunikasi Visual ini masih baru, Teknik Presentasi ditafsirkan dengan beberapa macam penafsiran. Misalnya pada penerapan di bidang Desain Produk, teknik presentasi mungkin ditafsirkan cara menampilkan barang-barang produk yang ingin dipresentasikan (dipamerkan) ke hadapan audience. Presentasi untuk bidang karya ilmiah, misalnya disampaikan dengan cara mendemonstrasikan hasil karya tersebut sehingga dipahami oleh audience. Akan tetapi, akhirnya berhasil disepakati bahwa bahasan tentang teknik (penyajian) presentasi dan media interaktif adalah cara seseorang menyajikan penjelasan terhadap data, uraian proses, maupun pembelajaran, baik disajikan di muka audience dengan bantuan alat peraga berupa slide show, program aplikasi yang menyajikan informasi interaktif yang dapat diakses secara personal, maupun presentasi dalam bentuk cetakan yang dibagikan kepada semua penerima informasi. Menyajikan presentasi secara elektronik dapat digunakan dengan berbagai macam sarana, misalnya dengan media Animasi 3D (3DMax, Maya, dan sebagainya), dengan media Video Movie (Pinnacle/ Ulead/Premiere), Animasi 2 dimensi (Flash/Director), maupunmedia interaktif menggunakan Authorware. Yang paling sederhana dari semuanya itu adalah menggunakan Slide Show yang dibuat dengan Microsoft PowerPoint. Dengan PowerPoint pun Anda dapat menganimasikan teks, menyisipkan foto, video, animasi, serta suara.
  • Presentasi menggunakan Slide Show

Agar topik bahasan lebih terfokus, buku ini hanya akan membahas teknik melakukan persiapan suatu presentasi melalui slide show dengan bantuan program Microsoft Office PowerPoint. Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai sarana pembelajaran bagi yang belum mengenal cara penggunaan PowerPoint secara umum, namun lebih ditekankan untuk memberikan panduan lebih terarah pada bagaimana mempersiapkan materi presentasi, teknik penyajian dalam bentuk slide show, serta beberapa saran teknis mempersiapkan slide show dengan fasilitas yang ada pada PowerPoint agar diperoleh hasil yang maksimal. Di dalam penulisan buku ini dipergunakan PowerPoint 2003. Namun demikian, bagi Anda yang bekerja menggunakan PowerPoint 97/2000 dan XP tetap dapat memanfaatkan informasi pada buku ini dengan beberapa penyesuaian. Bagi pengguna PowerPoint 2007, beberapa penyesuaian penggunaan fasilitas program,
  • Presenter, Penyaji Informasi

Tidak semua orang mampu menyusun suatu paparan sehingga mudah diterima oleh pihak lain sekalipun orang tersebut sebenarnya sangat menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan. Di Amerika sering dilakukan survey yang hasilnya dimuat di majalah-majalah yang menyatakan bahwa ketakutan nomor satu•) dari kebanyakan orang Amerika (dan ternyata juga merupakan tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) adalah ketika dia diminta untuk menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (publik speaking). Cara yang efektif untuk mengurangi bahkan menghapus ketakutan tersebut ialah dengan mempelajari bagaimana teknik menyusun presentasi dengan baik sehingga bukan ketakutan lagi, melainkan kebanggaan ketika seseorang tampil di muka publik maupun di muka client dengan bahan presentasi yang bagus.
  • Materi Presentasi

Materi yang akan dipresentasikan sebenarnya merupakan bobot yang paling menentukan, walaupun tidak semua orang pernah mengalami atau terdampar pada suatu situasi yang mau tidak mau harus ia hadapi seperti kedua contoh berikut ini. Jika materi presentasi yang akan dipaparkan di depan audience adalah masalah yang gawat. Seorang yang bertugas sebagai juru bicara harus menjelaskan shcema kebijaksanaan pembangunan jalan raya yang sangat vital, di mana harus dilakukan pembebasan tanah warga dengan pembayaran ganti rugi yang nilainya jauh di bawah keinginan warga. Warga sangat geram mendengar rencana ini. Presentasi ini diprediksi akan dihadiri oleh puluhan warga yang dalam keadaan emosi. Contoh yang kedua adalah materi presentasi pelatihan pembekalan yang akan diberikan kepada karyawan sehubungan dengan kenaikan jabatannya. Wah, jelas bedanya seperti api dan air. Mudah-mudahan pembaca hanya akan menerima tugas untuk menyampaikan materi jenis yang kedua saja, atau setidaknya yang berada di antara kedua contoh di atas. Kalau Anda seorang pengajar atau dosen yang akan menyusun presentasi bahan pelajaran, mestinya unsur materi dalam presentasi ini bukan menjadi masalah yang perlu dibahas lebih jauh lagi. Namun, Anda masih harus mempelajari unsur lainnya.

* Management diri 
Pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar.

Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran, ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama dan sejalan dengan apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas seperti inilah yang diharapkan akan timbul dalam diri para praktisi manajemen diri.

Ada beberapa prinsip yang sebaiknya Anda pertimbangkan dalam manajemen diri sehingga Anda bisa bekerja efektif:

1. Menyusun Rencana

Ada ungkapan yang mengatakan ”If you fail to plan, you plan to fail”. Apabila Anda menjalani hari Anda tanpa ada gambaran apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda bertanya ”Apa yang harus saya kerjakan sekarang ya?”. Rencana memberikan peta apa yang ada dihadapan Anda hari itu. Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana sehingga Anda bisa mengelompokkan tugas-tugas yang sesuai dan memberikan prioritas serta waktu pengerjaannya.

Susunlah rencana di pagi hari atau hari sebelumnya. Anda bisa mulai dari catatan kecil saja atau bahkan menyusunnya di kepala untuk sekedar memberikan sinyal kepada otak mengenai apa yang harus Anda selesaikan hari itu.
Gunakan strategi yang cerdas dalam menyusun rencana. Kapan biasanya Anda merasa energi Anda tinggi, baik mental maupun fisik. Buat saya biasanya waktu antara jam 10:00 sampai 12:00 adalah saat dimana saya sedang ”on fire”. Disaat itu saya manfaatkan untuk memulai atau menyelesaikan tugas-tugas dengan prioritas tinggi. Waktu yang tersisa biasanya saya gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan prioritas lebih rendah.

Rencana tidak bersifat kaku dan selalu terbuka untuk adjustment kapanpun. Jangan lupa untuk menyisipkan waktu untuk istirahat. Pada prinsipnya, Anda melakukan manajemen diri untuk Anda sendiri. Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus untuk disiplin diri.

2. Fokus

Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mungkin Anda mencoba menyenangkan boss Anda dengan mengiyakan semua permintaannya, tapi tanpa Anda sadari sebenarnya Anda justru membebani diri Anda dengan stress dan belum tentu juga apa yang Anda kerjaan akan berkualitas bagus.

Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian Anda tetapi juga membuat Anda kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila Anda harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam kurun waktu yang bersamaan.

3. Hindari Interupsi

Dua hal dalam dunia kerja sekarang ini yang menjadi sering menjadi sumber interupsi adalah: telepon dan email. Tentu saja interupsi ini tidak bisa dihindari tetapi gunakan keahlian Anda dalam manajemen diri untuk menanganinya:
  • Jawab telepon dari orang-orang yang berkepentingan saja pada saat Anda sedang fokus bekerja. Apabila Anda harus terpaksa menjawab, usahakan waktunya seminimal mungkin. Anda bisa menelepon balik ketika Anda sudah agak bebas.
  • Cek email disaat-saat tertentu saja. Okay, ini tentunya sangat berat. Anda bisa coba. Apabila tidak mungkin, usahakan untuk tidak menjawab semua email tiap kali itu datang. Jawablah email yang berkaitan dengan pekerjaan Anda saat itu dan hindari multi-tasking.
* Management waktu yang baik dan efektif

Time management atau manajemen waktu merupakan suatu hal yang penting,yang berharga karena berkaitan dengan waktu yang tidak bisa diulang atau dilambatkan. Kita menyadari bahwa kita hanya memiliki waktu 24 jam per hari, waktu yang terbatas tetapi tugas yang harus dikerjakan oleh kita cukup banyak, kadang-kadang kita ingin sehari itu 48 jam (ini tidak mungkin  ).
Orang yang sukses memiliki 24 jam sehari, kita juga memiliki 24 jam sehari, tiada beda jumlah waktunya tetapi yang membedakannya adalah bagaimana kita mengatur waktu itu. Itulah pentingnya aspek manajemen waktu, sehingga muncul istilah yang terkenal, waktu adalah emas. Nah bagimana tips manajemen waktu, berikut ini tips-tips yang mungkin berguna :

1. Tidak tergoda untuk mengerjakan hal-hal yang kecil tetapi menyita waktu.
Kuncinya adalah disiplin didalam mengerjakan rencana yang tentunya sudah ada prioritasnya. Sesekali kita melakukan hal-hal kecil tersebut untuk menyegarkan pikiran, hal itu masih wajar tetapi jika sampai menyita banyak waktu atau berketerusan cobalah untuk kembali melihat tugas-tugas kita.

2. Gunakan alat bantu manajemen waktu.
Sudah banyak dijual alat-alat bantu manajemen waktu seperti agenda, to do list, dan sebagainya. Dari yang berbentuk buku hingga alat elektronik seperti PDA, smartphone, tabletPC. Gunakan alat-alat tersebut, jangan ragu untuk menggunakannya karena alat-alat tersebut sangat membantu kita mengatur waktu.

3. Prediksi berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
Ketika kita akan mengerjakan sesuatu atau ketika merencakan sesuatu, kita harus mengetahui kira-kira seberapa lama waktu yang diperlukan, sesuaikan dengan kemampuan kita dalam menyelesaikan tugas tersebut, jangan membuat prediksi yang tidak sesuai dengan kemampuan kita karena hal ini malah dapat menimbulkan masalah lain.

4. Mengetahui kapan suatu tugas harus diselesaikan.
Seperti pada point pertama, kita mengerjakan sesuai prioritas, kita harus mengetahui kapan suatu tugas harus diselesaikan dan mana tugas yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan mana yang bisa di tunda. Sediakan waktu untuk menyusun kembali rencana di pagi hari dan disiplinlah sesuai rencana-rencana tersebut.

5. Kita tidak bisa mengerjakan dua tugas dalam waktu bersamaan
Fokus, salah satu hal yang penting dalam manajemen waktu adalah fokus pada satu tugas. Kita tidak akan bisa mengerjakan dua atau lebih tugas sekaligus dengan tingkat perhatian yang sama, yang mungkin bisa dikerjakan adalah “multitasking” tetapi kita tetap mengerjakan satu hal pada satu waktu. Multitasking sebenarnya adalah suatu seni didalam melakukan delegasi wewenang dan tugas.

6. Hindarkan untuk terpaku pada lama waktu yang telah kita rencanakan
Ketika kita merencakan untuk menyelesaikan suatu tugas didalam waktu tiga jam (contoh 3 jam), hindarkan kita untuk selalu berpaku pada waktu 3 jam itu untuk menyelesaikannya, jika kita bisa menyelesaikannya dalam waktu 2 jam, akan lebih baik. Sehingga kita bisa melanjutkan untuk tugas selanjutnya.

7. Keep it simple
Tips manajemen waktu yang lain adalah selalu bersikap efisien. Jangan melakukan sesuatu yang bisa membuat rumit/susah  yang malah menghabiskan waktu. Jika suatu tugas dapat dibuat sederhana mengapa harus dibuat sulit, mudahkan maka kita akan menemukan waktu yang lebih banyak.

8. Buat daftar prioritas setiap hari pada kertas catatan Anda atau pada HP
Anda sebagai kegiatan yang menjadi target akan diselsaikan. Setiap kegiatan yang akan dilakukan mempunyai prioritas masing-masing, misal prioritas 1 Anda tulis A1, prioritas kedua Anda tulis A2.

9. Jangan menunda Waktu
Jangan suka menunda kegiatan yang bisa Anda lakukan sekarang.

10. Kurangi Menonton TV
Menonton TV merupakan pemborosan waktu.

11. Tatalah barang-barang Anda dengan Rapi dan mengembalikan ke tempat semula
Ketika barang-barang rapi Anda akan lebih cepat mencarinya kembali jika dibutuhkan.

12. Tentukan Target yang akan dicapai
Target hidup akan dicapai usia berapa, Target tugas akan dicapai berapa jam akan selasai dll.


                                                                                                                                

Senin, 10 Januari 2011

PENTINGNYA MEMILIKI SOFTSKILL DALAM PEKERJAAN

Mengapa kita harus memiliki softskill di dalam dunia kerja

Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Dunia pendidikanpun mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.

Adalah suatu realita bahwa pendidikan di Indonesia lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih berorientasi pada pembelajaran hard skill saja. Lalu seberapa besar semestinya muatan soft skill dalam kurikulum pendidikan?, kalau mengingat bahwa sebenarnya penentu kesuksesan seseorang itu lebih disebabkan oleh unsur soft skillnya.

Jika berkaca pada realita di atas, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan urgen dalam dunia pendidikan. Namun untuk mengubah kurikulum juga bukan hal yang mudah. Pendidik seharusnya memberikan muatan-muatan pendidikan soft skill pada proses pembelajarannya. Sayangnya, tidak semua pendidik mampu memahami dan menerapkannya. Lalu siapa yang harus melakukannya, Pentingnya penerapan pendidikan soft skill idealnya bukan saja hanya untuk anak didik saja, tetapi juga bagi pendidik.

 Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy).


Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.

Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di kalangan para praktisi SDM, pendekatan ala hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill oke, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi „ Recruit for Attitude, Train for Skill“.

Hal tersebut menunjukkan bahwa : hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Psikolog kawakan, David McClelland bahkan berani berkata bahwa faktor utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak lain dan tak bukan merupakan soft skill.

 Para ahli manajemen percaya bahwa bila ada dua orang dengan bekal hard skill yang sama, maka yang akan menang dan sukses di masa depan adalah dia yang memiliki soft skill lebih baik. Mereka adalah benar-benar sumber daya manusia unggul, yang tidak hanya semata memiliki hard skill baik tetapi juga didukung oleh soft skill yang tangguh.

Pada posisi bawah, seorang karyawan tidak banyak menghadapai masalah yang berkaitan dengan soft skill. Masalah soft skill biasanya menjadi lebih kompleks ketika seseorang berada di posisi manajerial atau ketika dia harus berinteraksi dengan banyak orang. Semakin tinggi posisi manajerial seseorang di dalam piramida organisasi, maka soft skill menjadi semakin penting baginya. Pada posisi ini dia akan dituntut untuk berinteraksi dan mengelola berbagai orang dengan berbagai karakter kepribadian. Saat itulah kecerdasan emosionalnya diuji.

Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain.

Bagaimana menandakan seseorang memiliki soft skill
 bahwa ketika seseorang melamar pekerjaan, tanda-tandanya sudah terlihat, dari cara bicaranya, berpakaiannya, cara membuka atau menutup pintu dll.

 Banyak para pendengar yang bertanya, antara lain tentang bagaimana cara anak-anak mereka bisa trampil dalam soft skill, bisakah dipelajari atau samakah dengan budi pekerti?budi pekerti merupakan bagian dari soft skill, dengan kata lain, soft skill lebih luas maknanya.


 Pada anak-anak biasanya, soft skill ditularkan melalui pendidikan oleh orangtuanya. Jadi selaku orang tua menjadi kewajiban yang sangat muthlak untuk membimbing keberhasilan mereka.
Seorang pemimpin harus cakap dan pintar memotivasi, itu sebabnya harus mempunyai Soft Skill disamping Hard Skill. Sehingga dia bisa memotivasi bawahannya dan handal dalam mengatasi permasalahan yang ada.

Sabtu, 08 Januari 2011

TEKHNIK PRESENTASI

Memberikan presentasi saat ini sudah merupakan bagian yang penting dalam kehidupan seorang eksekutif. Keterampilan yang tinggi dalam hal ini akan menjadi aset utama bagi seseorang yang sedang meniti jalur karirnya.
Presentasi merupakan alat komunikasi tangguh dalam usaha untuk menyampaikan laporan atau keterangan mengenai apa saja yang merupakan tanggung jawab seseorang, baik itu merupakan barang ataupun jasa.
Presentasi juga dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan, karena dari cara seseorang memberikan presentasi dapat dinilai seberapa jauh ia menguasai bidang yang dikelola.

TUJUAN
  • Mempersiapkan diri sehingga sikapnya akan menunjang pembawaan presentasinya
  • Mempersiapkan materi presentasi sehingga menarik perhatian orang yang dituju
  • Menggunakan teknik-teknik khusus agar presentasi mencapai maksud dan tujuan si pembawa
  • Mengenali masalah-masalah dalam memberi presentasi dan bagaimana menanggulanginya
membuat dan menyajikan presentasi yang bagus dan menarik, ada beberapa faktor yang perlu Anda perhatikan, yaitu :
  • Pemilihan aplikasi pembuatan presentasi
  • Perencanaan materi presentasi
  • Penguasaan aspek teknis
  • Teknik penyajian presentasi
B. public speaking
Publik speaking adalah proses berbicara kepada sekelompok orang secara sengaja serta ditujukan untuk menginformasikan, mempengaruhi, atau menghibur pendengar. Seni dan ilmu publik speaking khususnya di lingkungan yang kompetitif di Amerika Utara, juga dikenal sebagai forensics. Kata forensik adalah sebuah kata sifat yang berarti “perdebatan umum atau argumen.” Kata tersebut berasal dari bahasa Latin forensis, yang berarti “dari forum.”
Tujuan utama dari publik speaking dapat dicapai dengan penyampaian informasi dengan sederhana sehingga dapat memotivasi orang untuk bertindak. Seorang orator yang bagus dapat mengubah emosi pendengar mereka, tidak hanya menginformasikan kepada mereka.
Publik speaking memiliki beberapa komponen yang berkaitan seperti Motivasi berbicara, kepemimpinan/pengembangan pribadi, bisnis, layanan pelanggan, komunikasi kelompok besar, dan komunikasi massa. Publik Speaking bisa menjadi alat yang jitu jika digunakan untuk keperluan seperti memotivasi, mempengaruh, membujukan, menginformasikan, menterjemah, atau sekedar menghibur.
Public speaking atau berbicara di depan publik bagi sebagian orang merupakan hal yang berat dan sukar, bahkan jika perlu dihindari. Ada juga yang beranggapan bahwa public speaking bukanlah bagian dari jalan hidupnya, biarlah orang lain yang memang berbakat untuk menjadi pembicara yang melakukannya.
Apakah public speaking adalah persoalan bakat? Tidak. Setiap orang punya bakat yang sama untuk berbicara, tinggal bagaimana orang tersebut mengembangkannya.
Dapatkah orang yang pendiam atau introvert menjadi pembicara yang ulung? Tentu saja bisa. Pendiam hanyalah soal pembawaan. Banyak pemimpin yang berpembawaan diam, namun saat berorasi berapi-api dan mampu mengobarkan semangat.
Kunci dari public speaking adalah latihan. Saat ini, mulailah berlatih untuk berbicara di depan kelas saat ada kesempatan. Dengan latihan dan memperbaiki diri terus menerus, maka kemampuan untuk dapat berbicara di depan umum akan semakin meningkat. Ingat,Jangan berputus asa atau gampang menyerah manakala Anda merasa bahwa pembicaraan Anda tidak/kurang bagus.

C. TEKHNIK PRESENTASI YANG BAIK

 Presentasi sendiri berarti “teknik explain untuk mempersembahkan, dan atau memperlihatkan suatu hasil dari sebuah karya atau sebuah produk dengan cara mengkomunikasikan ide ke banyak orang (audience)”. Banyak orang yang hanya membaca materi saja dan tidak melakukan ‘tatap mata’ ke audience. Adapula yang menghapal dialog. Namun ada presentasi yang benar-benar dapat mengambil perhatian para audience nya. Biasanya hal ini akan mengakibatkan umpan balik pertanyaan dan komentar dari audience, meskipun kadang justru mlah bersifat offensive. 

Berikut ada beberapa cara atau teknik untuk membuat presentasi yang efektif yang telah saya kumpulkan (dari hasil penelusuran selama ini).
  1. Untuk meyakinkan pendengar, jangan memilih cara inkonvensional (tidak lazim), tapi sampaikan presentasi yang “berisi” agar bisa difahami oleh pendengar.
  2. Faktor penting dalam presentasi adalah keseluruhan ide yang disampaikan harus dapat difahami oleh pendengar
  3. Pada akhir presentasi, sangat dianjurkan untuk mengulas kembali point-point penting yang dipresentasikan
  4. Pemakaian demonstrasi eksperimen merupakan hal yang menarik.
  5. Siapkan beberapa alternatif yang akan didemonstrasikan pada pendengar.
  6. Perhatikan pengaturan waktu/scheduling dalam menyampaikan presentasi.
  7. Jika presentasi terasa berjalan lambat, anda perlu untuk meringkas materi yang disajikan.
  8. Cek lah projector sebelum melakukan presentasi

Presentasi yang baik
  • Energi dan penuh semangat
  • Kontak mata dengan audiens
  • Berbicara dengan jelas dan cukup keras
  • Sesekali bergerak saat berbicara
  • Menggunakan anekdot dan humor yang sesuai
  • Mengenakan pakaian yang serasi
  • Argumen-argumen terstruktur dengan baik
  • Slide dapat dibaca
  • Tipe slide bervariasi
  • Tidak lebih dari 1 slide per menit
  • Variasi teknologi lain, misalnya video
  • Selesai tepat waktu dan sediakan waktu untuk Tanya jawab.
Presentasi yang buruk
  • Tujuan tidak jelas
  • Postur tubuh kurang baik, tidak ada kontak mata, dan berbicara dengan suara yang monoton
  • Pengulangan yang tidak perlu (dalam presentasi atau dari pembicara sebelumnya)
  • Kurang persiapan
  • Terlalu rumit/sederhana bagi audiens
  • Terlalu banyak slide
  • Slide tidak dapat dibaca
  • Penggunaan efek-efek teknis Power Point yang berlebihan
  • Penggunaan warna yang buruk pada slide
  • Pengunaan peralatan teknis yang keliru
  • Melebihi waktu yang dialokasikan untuk presentasi anda.
Komponen-komponen dari presentasi yang baik
Suatu presentasi dapat dibagi menjadi tiga bagian, dengan masing-masing kumpulan pertanyaan yang harus Anda tanyakan pada diri Anda sendiri sebelum saat presentasi.

I. Pendahuluan
  • Bagaimana cara Anda membina hubungan dengan audiens?
  • Bagaimana cara Anda menangkap perhatian audiens? Akankah Anda menggunakan kutipan, gambar, fakta atau kisah?
  • Apa maksud presentasi Anda dan bagaimana anda akan menyatakannya dengan jelas di awal pembicaraan sehingga audiens tahu apa yang akan disampaikan pada mereka?
II. Isi presentasi
  • Apakah urutan logis untuk topik yang ingin Anda cakup dan dapatkah Anda membuat alur atau cerita untuk membantu audiens memahami arah presentasi anda?
  • Apa 3-5 butir kunci yang ingin Anda sampaikan dan bagaimana cara Anda menggunakan data atau ilustrasi untuk menyampaikan butir-butir tersebut pada audiens?
  • Bagaimana cara Anda meringkas butir-butir Anda, dan kemudian beralih ke bagian berikutnya dari presentasi Anda.
II Ringkasan
  • Ringkas semua butir kunci.

Kamis, 06 Januari 2011

MANAJEMEN DIRI

Setiap orang mempunyai tujuan hidup. Tujuan hidup setiap orang berbeda-beda. Karena mereka memiliki pemikiran yang berbeda, dan juga keinginan yang berbeda dalam kehidupannya. Ada yang sangat berambisi, biasa saja, dan ada pula yang hanya menjalani apa yang sudah di takdirkan oleh sang pencipta.

Tidak mudah menjalani tujuan hidup yang sudah kita rencanakan, karena terkadang rencana yang sudah kita ingin jalankan terbentur oleh kenyataan yang ada. Karena kita tidak mempunyai kuasa apapapun untuk dapat menentukan apakah tujuan yang sudah kita tentukan itu dapat berjalan dengan baik. Karena ada sang maha pencipta yang menentukan dan mempunyai kuasa atas segala hal yang ada di dunia ini. Jika Tuhan sudah menentukan tidak apakah kita dapat merubahnya. Oleh sebab itu kita hanya dapat berdoa agar tujuan yang sudah kita rancang dapat berjalan sesuai rencana.

Perencanaan tujuan hidup yang baik tidak mudah. Karena kita harus mampu konsisten dengan apa yang sudah kita rencanakan. Dan kita sudah memikirkan baik dan buruknya terlebih dahulu.Merencanakan tujuan hidup yang baik dengan cara manajemen diri. 





Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian Manajemen Menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.

Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Sedangkan kemampuan untuk mengurus diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk mengurus wilayah diri yang paling bermasalah. Dan yang paling biasa bermasalah dalam diri itu adalah hati. Oleh karena itu kita harus bisa Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan kecerdasan. Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan rasional yaitu seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja saja, atau dengan kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitu kecerdasan spiritual agar seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya.

            Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata diri, tidaklah mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan juga keinginan kita. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut saling mendukung dalam menata diri.Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam memanajementkan dirinya sendiri. Karena setelah dapat memanejementkan diri sendiri pasti orang itu akan dapat memimpin.

Ada beberapa point manajemen diri yaitu :


1. Manajemen waktu.

Bagaimana kita mengatur waktu ? Jawabannya terdapat pada kedisiplinan kita dari kecil hingga sekarang. Semenjak SD kita diajarkan disiplin loh. Penjadwalan kegiatan, agenda kerja, dan catatan diary. adalah jawaban masalah manajemen waktu. Kapan kita masuk kuliah ? harusnya kita sudah memperkirakan jam berapa kita berangkat.

2. Manajemen keuangan.
Berjalannya manajemen waktu, kemudian kita akan menemukan yang namanya biaya. Jam Makan, Transportasi, Tugas" numpuk, Foto Copy, Charity. Just Do It With Duit, Dijamin Gak Akan Jadi Pelit.

3. Manajemen SDM.
Siapa yang akan kita temui hari ini ? pasti kita sudah mencatatnya kan. Jadwal Kuliah. Mencatat dosen dan teman" kelas mana yang akan kita temui.

4.Manajemen Peralatan
Apa yang kita butuhkan harus di manaj dengan apik. Karena bawaan yang berlebih akan menghambat mobilitas kita. Sebagai anak kuliah, kita bawa yang paling simpel aj. Untuk cowok loh. Tak tahu kalau wanita Bawa apa aj.

5. Terakhir adalah do'a.
Agar semua yang telah kita atur berjalan dengan lancar.

 Bagaimana membangun management di dalam diri

Management diri dapat kita olah sedemikian rupa agar management yang kita lakukan setiap hari dan setiap waktu menjadi berguna untuk diri kita dan orang lain, maka dari itu disiplin adalah salah satu kunci sukses dalam membangun management di dalam diri kita,Manajemen diri merupakan suatu cara untuk menolong manusia membangun kepribadiannya secara utuh (berintegritas) sehingga setiap manusia dapat mencapai potensi yang maksimal dalam dirinya.


Teknik-teknik Membangkitkan Percaya Diri

   1. Berani menerima tanggung jawab
      Salah satu kunci untuk menumbuhkan rasa percaya diri yaitu berani menerima resiko dampak atau akibat yang akan terjadi. Gerald Kushel, Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking , pernah mengadakan penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir semua manajer yang memiliki kinerja tinggi.
      Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil “sempurna” tanpa peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya pada siapa saja.

   2. Kembangkan nilai positif.
      Jalan menuju kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan nilai-nilai positif pada diri sendiri. Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Dia menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata, “Saya tidak bisa,” menjadi, “Saya bisa!”

   3. Bacalah potensi diri.
      Segeralah lacak, gali, dan eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan bertanya kepada orang-orang terdekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi para ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita. Karena bisa jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari, sehingga tidak berhasil kita gali.

   4. Berani mengambil risiko.
      Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Cobalah menerima tantangan, kendati terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan sebanyak mungkin.
      Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapat banyak peluang yang tak ternilai harganya. Namun jangan lupa, ketika mencoba sesuatu kita harus siap dengan hasil yang sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan.
      Kalau hasilnya tak sesuai dengan keinginan, bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah Azza wa Jalla . Kalau kita sudah mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang gagal adalah orang yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga kelima puluh harus diawali dengan tangga pertama

   5. Tolaklah saran negatif .
      Bisa jadi, tidak semua orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan bersikap positif pada kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif. Hal inilah yang tak jarang malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan mempertanyakan kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita.
      Dengan demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit mengambil jarak dengan sebijak mungkin bila ada pihak-pihak yang mencoba melunturkan kepercayaan diri kita.

   6. Ikuti saran positif.
      Rasa percaya diri merupakan sifat “menular”. Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dsb, maka kita memiliki kecenderungan untuk meniru sifat tersebut.
      Karena itu, carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan orang-orang yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan orang-orang yang gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri, Insya Allah semangatnya akan menular kepada diri kita.

   7. Jadikan keresahan sebagai kawan .
      Banyak peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang dapat membuat kita mengalami rasa cemas atau gelisah. Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah kita harus mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah merupakan kawan. Tingkatkan energi, tajamkan kecerdasan, tinggikan kewaspadaan, dan kembangkan pancaindera. Daripada menyia-nyiakan energi untuk kecemasan yang sia-sia, lebih baik menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif.

      Sesudah perhitungan kita matang, selanjutnya kepercayaan diri akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan Tuhan yang maha esa. Semakin kokoh ibadah kita, shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan Tuhan, maka itu bisa meningkatkan percaya diri.
      Kita harus benar-benar menyadari bahwa Tuhan menciptakan kita benar-benar dengan perhitungan dan pertimbangan Yang Maha cermat.

Manfaat apa saja yang di dapat di dalam management diri


1. Dapat menjadikan kita seseorang yang menghargai waktu
 karena menurut nya waktu tidak dapat di beli dan tidak dapat datang untuk kesekian kali nya maka gunakanlah waktu dengan sebaik- baiknya.

2. Hidup kita akan terkontrol
jika kita memiliki management hidup yang baik maka kita akan mengetahui bagaimana cara kita memperlakukan waktu dengan sebaik-baiknya tanpa membuang waktu dengan percuma

3. Memiliki pandangan hidup yang luas tentang bagaimana kita nantinya, mau jadi apa kita nantinya dan Hidup tidak akan terbuang sia-sia karena kita sudah mempunyai planning kedepan, untuk menjadikan hidup kita menjadi sukses karena management yang kita bangun dengan sebaik mungkin.





Maka hargailah hidup dengan sebaik-baiknya,Karena apa yang kita di lakukan di kehidupan sekarang maka akan di tuai di kehidupan nantinya, maka isi kehidupan dengan hal yang positive, jauhi perilaku yang dapat menjadikan diri kita menyesal di hari nantinya karena kita tidak bisa memanagementkan waktu dengan sebaik mungkin.
dan jadikan tiap hari mu menyenangkan, dan juga bermanfaat untukmu di kemudian hari.